Tolak Rekam Biometrik, Tunggu Respons Otoritas Arab Saudi
Kemudian dia mengungkapkan jamaah harus melakukan perjanjian dahulu sebelum melakukan perekaman biometrik. ’’Yang belum melakukan janjian dulu dan masih jauh dari tanggal keberangkatan, ditolak alias tidak dilayani,’’ tuturnya. Meskipun calon jamaah umrah tersebut sudah jauh-jauh datang ke kantor VSF Tasheel.
Selain itu pejabat yang akrab disapa Nafit itu mengatakan, kantor layanan VSF Tasheel tersebut juga belum sepenuhnya memadai. Misalnya ada fasilitas untuk jamaah yang sudah lansia atau disabilitas. Selain itu ada juga kantor VSF Tasheel yang belum dilengkapi toilet.
Ketua Umum Serikat Penyelenggara Umrah dan Haji Indonesia (Sapuhi) Syam Resfiadi juga menyampaikan supaya perekaman biometrik tersebut ditunda dulu penerapannya. ’’Supaya disiapkan dulu kantornya,’’ katanya.
Dia menjelaskan biaya untuk pengurusan perekaman biomtrik itu sekitar Rp 120 ribu per orang. Menurut dia biaya tersebut relatif tidak besar. Tetapi bagi masyarakat yang berada di daerah tertentu, ongkos untuk menuju kantor perwakilan VSF Tasheel cukup besar.
Dia mengusulkan jika perekaman biometrik itu tetap diberlakukan, bisa diupayakan beberapa solusi. Misalnya perusahaan travel yang jamaahnya banyak dan berada di daerah yang jauh dari kantor VSF Tasheel, bisa mengundang mereka untuk datang. ’’Tidak sulit karena hanya membawa komputer dan perlengkapan lainnya,’’ jelasnya.
Kemudian dia mengusulkan supaya layanan perekaman biometrik tidak dijadikan acuan atau syarat pengurus visa umrah. Sehingga kalaupun dilakukan perekaman biometrik, dilakukan di bandara jelang keberangkatan. (wan)