Tony Rafty, Wartawan Australia yang Pernah Meliput Perang di Surabaya (1)
Melaporkan Pertempuran dengan SketsaSenin, 15 Maret 2010 – 01:15 WIB
Pada era 1945-an, Rafty menuturkan banyak berinteraksi dengan Soekarno. Malah, beberapa sketsa tentang presiden pertama RI itu dia visualkan dengan cara jenaka. Di bawah gambar Soekarno yang sedang bercakap-cakap dengan empat orang menteri di sebuah bangku panjang dia beri kalimat keterangan seperti teks foto. Bunyi kalimat itu, Soekarno: Jangan banyak bergerak, kamu sedang digambar.
"Soekarno, Soeharto, Megawati, Habibie, hingga Gus Dur pernah saya temui dan saya bikin sketsanya. Semua membubuhkan tanda tangan di atasnya, kecuali presidenmu yang sekarang (Susilo Bambang Yudhoyono, Red). Ini lihat...." kata Rafty sambil menunjukkan karya-karyanya tentang tokoh-tokoh Indonesia.
Soekano, misalnya, dalam sketsa yang dibingkai dengan pigura kayu warna putih, membubuhkan tanda tangan dengan ditambahi kata-kata heroik: Indonesia Merdeka! Sedangkan Adam Malik, yang gambarnya berukuran kira-kira 40 x 60 cm, dia ceritakan secara panjang lebar sebagai sosok wartawan Indonesia yang cerdas . "Tulisan dia sangat bagus. Dia adalah wartawan harian Merdeka yang saya kagumi waktu itu," katanya sambil memegang sketsa Adam Malik.