Transaksi Barang Kerajinan di Indonesia Fair Canberra Capai Hampir Rp 700 Juta
“Makanan Indonesia sangat diminati warga Australia, dan kami menyajikannya secara higienis dan bercita rasa tinggi,” ujar Yetty Daly, pengusaha restoran Indo Café yang telah bermukim dan menjalankan bisnis kulinari di Australia selama 40 tahun.
Kegiatan Indonesia Fair juga mendukung para UKM untuk melakukan ekspansi pasar di Australia. “Saya mendapat calon buyer dari Australia dan Amerika. Mereka tertarik untuk melakukan order besar-besaran terhadap produk tas saya,” ujar pengusaha UKM Siti Huraira dari Surabaya yang memamerkan tas bordir dengan merek ‘Huraira Leather Bag’.
Lain lagi pengalaman dari Lintang, pemilik usaha batik dengan merek ‘Batik Sari Kenongo’ dari Sidoarjo. “Saya dapat buyer dari Australia dan mereka akan datang ke Sidoarjo meninjau lokasi usaha batik,” ujar Lintang.
Para pengusaha kecil dan menengah Indonesia yang ikut Indonesia Fair di Canberra. (Foto: KBRI Canberra)
Adapun para calon investor dan buyer menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan Indonesia Fair dan meyakini bahwa Pemerintah Indonesia sangat serius dalam menciptakan iklim yang kondusif bagi para pebisnis asing melalui program one stop service. Hal ini disampaikan oleh David Lucido dari National Ports Australia.
Selama dua hari penyelenggaraan Fair tersebut, tercatat transaksi yang dibukukan dari seluruh stand mencapai Rp 700 juta dengan transaksi terbesar adalah dari penjualan makanan dan minuman yang mencapai lebih dari Rp 150 juta.
Indonesia Fair juga dimeriahkan dengan aneka pertunjukan seni dan budaya dari 200 orang anggota tim kesenian dari berbagai daerah di Indonesia dan penampilan penyanyi Husein Indonesian Idol 2014 serta gitaris kenamaan Balawan “The Magic Finger”.
Melalui penyelenggaraan promosi seperti Indonesia Fair, diharapkan hubungan antara Indonesia dan Australia semakin erat dan kedekatan antara masyarakat kedua negara semakin tinggi, serta destinasi Indonesia Beyond Bali semakin diketahui luas di Australia.