Traveling and Teaching: Siswa Berpakaian Hitam, Siswi Kenakan Kebaya
jpnn.com - Bagi Komunitas 1000_Guru, acara traveling kini tidak sebatas rekreasi menikmati keindahan alam. Tapi, mereka melengkapinya dengan berbagi dengan sesama. Bentuknya, para peserta mendadak menjadi guru di sekolah sekitar objek wisata.
Laporan Zalzilatul Hikmia, Sukabumi
SUBUH itu (17/1), halte di depan kampus Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta telah ramai. Sekitar 30 anak muda dari berbagai latar belakang pendidikan dan sosial bersiap mengikuti traveling and teaching yang diadakan Komunitas 1000_Guru Jakarta. Komunitas itu beraktivitas di bidang yang agak berbeda dengan komunitas yang lain. Yakni, mengajak anak-anak muda berekreasi sambil mengajar orang-orang di lokasi objek wisata.
Ya, selama dua hari, 17–18 Januari lalu, mereka mengadakan kegiatan di Sukabumi, Jawa Barat. Tepatnya di kawasan Gunung Halimun, Kasepuhan Adat Cipta Gelar, Desa Sirna Rasa, Kecamatan Cisolok, Sukabumi. Begitu tiba di kaki gunung berhawa sejuk itu, para peserta langsung terpesona melihat keindahan panorama alamnya yang hijau. Mereka bisa merasakan segarnya udara di sana.
’’Rasanya kayak di atas awan,’’ ungkap Garis, 20, salah seorang peserta, saat beristirahat di perbukitan Gunung Halimun.
Ketakjuban mereka tidak cukup di situ. Pemandangan cantik dan asri kembali terhampar di depan mata saat perjalanan menuju lereng Gunung Halimun dilanjutkan. Terutama saat komunitas Vitara Escudo Sidekick (VES) yang bergabung dalam acara itu memulai aksi. Jalan terjal dan berkelok di kawasan Gunung Halimun dimanfaatkan untuk off-road. Seluruh peserta diajak menikmati alam dengan cara berbeda. Para aktivis VES dengan mahir memainkan kemudi mobil hingga menciptakan manuver-manuver menegangkan.
Di dalam mobil, para peserta hanya diam dan saling berpegangan. Sebab, ini pengalaman off-road pertama bagi mereka. Terlebih saat dua mobil nyaris gagal naik. Salah satunya sempat terperosok ke parit. Para anggota VES harus bekerja keras untuk mengangkat mobil nahas itu. Bahkan, mereka perlu dua jam untuk mengevakuasi mobil tersebut hingga bisa kembali ke lintasan jalan.
’’Astaga, gue pikir gue bakal mati. Hahaha...,’’ pekik Rika Suprihantini, 40, salah seorang peserta di mobil yang terperosok tersebut.