Tren Surplus Perdagangan Indonesia Diprediksi Akan Berlanjut
Menurut dia, komponen penyumbang surplus terbesar pada neraca transaksi berjalan adalah neraca barang yang sejalan dengan neraca perdagangan. Neraca dagang diperkirakan masih surplus sampai akhir tahun.
“Jadi, ini masih memungkinkan untuk neraca transaksi berjalan mencatatkan surplus,” ungkap Faisal.
Diproyeksikan neraca transaksi berjalan 2022 berpotensi mencatat surplus sekitar 0,45 persen dari PDB (dibandingkan 0,28 persen dari PDB pada tahun 2021).
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di kuartal 4 diperkirakan makin kuat, meski tertekan inflasi.
“Secara musiman pola konsumsi akan naik pada Q4 dan ditambah dengan pelonggaran PPKM dapat menjadi momentum, tetapi memang kenaikan bisa tertahan akibat tekanan inflasi,” tegas Faisal.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan optimisme pemulihan perekonomian nasional tetap terjaga meski di tengah gejolak tantangan global. Hal tersebut seiring dengan perbaikan indikator pada berbagai sektor.
Salah satu sektor yang menunjukkan perbaikan signifikan yakni konsumsi dan investasi yang ditandai dengan menguatnya daya beli masyarakat, terjaganya indikator Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan penjualan eceran, terjaganya PMI manufaktur pada level ekspansi, serta kredit perbankan yang tumbuh di atas 10% sejak Juni 2022.
“Kerja sama semua pihak termasuk swasta, patut kita syukuri karena Indonesia mampu tumbuh di atas 5 persen selama 3 kuartal terakhir dan berharap di kuartal III dan IV mampu menargetkan pertumbuhan di atas 5 persen sehingga secara year on year di akhir tahun kita targetkan 5,2%,” ungkap Ketum Golkar itu.