Triwulan Kedua, Perekonomian Kepri Semakin Membaik
"Meningkatnya permintaan domestik terhadap barang elektronik serta realisasi proyek infrastruktur pemerintah dan swasta merupakan faktor yang mendorong peningkatan kedua sektor tersebut," jelas Gusti.
Peningkatan sektor industri terjadi berkat pembangunan berbagai infrastruktur di Batam seperti pembangunan Pelabuhan Punggur.
Untuk menjaga agar semuanya tetap berjalan sesuai dengan keinginan, maka BI harus menjaga tingkat inflasi di Kepri. Dan untuk tingkat inflasi, Kepri mencatat angka 3,85 persen, jauh lebih rendah dibanding inflasi sebelumnya yang mencapai 5,59 persen.
"Andil terbesar dari inflasi di Kepri bersumber dari pengangkutan udara, beras, dan bayam. Dan Batam merupakan penyumbang terbesar inflasi di Kepri dengan dorongan inflasi sebesar 4,13 persen," ujarnya.
BI Kepri memprediksi pada triwulan ketiga 2016, perekonomian Kepri akan kembali menguat pada kisaran 5,3 hingga 5,7 persen. Faktor pendorongnya adalah konsumsi rumah tangga yang meningkat begitu juga dengan belanja barang pemerintah.
"Sedangkan inflasi akan melambat didorong oleh penurunan harga minyak dunia," katanya.
Gusti menambahkan, pihaknya berharap kebijakan penurunan loan to value (LTV) atau uang muka untuk kredit pemilikan rumah (KPR) dari 20 persen menjadi 15 persen akan berdampak positif bagi masyarakat Kepri, khususnya Batam. "Masih banyak penduduk Batam yang belum punya rumah, sedangkan kebutuhan akan permukiman masih tergolong tinggi," ujar Gusti.
Apalagi saat ini Badan Pengusahaan (BP) Batam tengah gencar-gencarnya mengeluarkan kebijakan untuk menarik investasi masuk ke Batam. "Kawasan industri baru pasti akan dibangun, maka memerlukan pemukiman yang lebih banyak, baik itu dalam bentuk sewa ataupun pribadi," ujarnya.