TSE Group Serap Ribuan Tenaga Kerja Orang Asli Papua
Hingga saat ini, lanjut Ronny, putra-putri asli Papua sudah menduduki berbagai posisi strategis di TSE Group. Mulai dari kepala seksi, asisten manajer hingga manajer di lapangan maupun perkantoran.
Untuk memaksimalkan potensi penyerapan tenaga kerja, perusahaan memberikan banyak kemudahan. Salah satunya, tidak menyertakan ijazah sekolah sebagai syarat administrasi. “Untuk di kampung, terpenting adalah mereka punya KTP dan Kartu Keluarga (KK),” katanya.
Perusahaan kembali memberikan keringan bagi masyarakat yang tidak memiliki KTP dan KK. Masyarakat tetap dapat melamar pekerjaan.
"Jika lolos (tes, red), manejemen akan membantu mengurus administrasinya dengan melibatkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil)," ujar Ronny.
Langkah ‘jemput bola’ ini diambil karena minimnya kemauan dari putra-putri daerah untuk bekerja di industri sawit. Oleh karena itu, perusahaan harus aktif menawarkan kesempatan kepada mereka untuk mendaftar.
TSE Group juga kerap menggaet Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Papua untuk memperluas cakupan perekrutan ke angkatan kerja yang memiliki ijazah.
Ronny mengakui, banyak tantangan yang dihadapi dalam menyerap tenaga kerja. Di antaranya, para pekerja OAP yang sudah menempuh pendidikan tinggi lebih memilih menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) ketika sudah bekerja di TSE Group selama satu sampai dua tahun.
Meski begitu, Ronny menekankan, TSE Group tetap berkomitmen untuk memprioritaskan penyerapan tenaga kerja dari warga sekitar perusahaan.