TTIC Kementan Serap Ayam Peternak Mandiri untuk Dongkrak Harga
jpnn.com, JAKARTA - Anjloknya harga ayam hidup di tingkat peternak khususnya yang terjadi di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat menjadi trending topic di dunia peternakan dalam beberapa minggu ini.
Banyak peternak mandiri menghentikan usahanya, bahkan menjual kandang miliknya karena tidak sanggup lagi mengatasi mahalnya biaya berternak ayam ras.
Merespons masalah tersebut, Toko Tani Indonesia Center (TTIC), Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian bergerak cepat turut andil dalam melindungi peternak ayam, khususnya peternak mandiri yang masih bertahan menekuni usahanya.
BACA JUGA: Kementan Gencarkan Program Serasi di Kalimantan Selatan
Kehadiran TTIC Kementan melalui kerja sama pembelian ayam hidup agar peternak mandiri menjadi bergairah lagi.
Kerja sama ini melibatkan Perhimpunan Peternak Unggas Nasional ( PPUN) Kab. Bogor yang menghimpun dan mengatur penjualan ayam peternak mandiri serta pemilik Rumah Potong Ayam (RPA) dan _blast freezer_ sehingga TTIC akan menyalurkan ayam beku dari peternak mandiri, baik di TTIC Jakarta dan Bogor, serta ke outlet-outlet Toko Tani Indonesia (TTI) yang tersebar di Jabodetabek.
Sebagai tahap awal, pada Selasa (2/7), TTIC telah menyerap 1,5 ton ayam hidup atau setara dengan 1 ton ayam beku yang dibeli langsung dari peternak ayam mandiri di peternakan rakyat Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pembelian ayam ras di peternak sesuai harga acuan pemerintah (HAP Permendag 96/2018) sebesar Rp 18.000 - Rp 20.000 per kg ayam hidup, tergantung besaran ayam, jauh diatas harga pasar untuk wilayah Jawa Barat yang saat ini berkisar Rp 10.000-Rp 15.000 per kg.
Pembelian ini akan terus berlanjut dan tidak hanya di Bogor, namun juga ke daerah-daerah lainnya sampai harga di peternak naik minimal sesuai HAP dan stabil.