Tuan Rondahaim Berjuang Memerdekakan Bangsa
Oleh: Prof. Dr. Budi Agustono - Guru Besar Sejarah Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara (USU)Sebagai Raja Raya, Tuan Rondahaim berhasil menyatukan wilayahnya dari pertikaian internal antar penguasa lokal. Keberhasilannya mengonsolidasi lawan-lawan politik bergabung dalam pemerintahannya membuat Tuan Rondahaim menjadi pemimpin kuat, tegas dan berwibawa.
Tambahan lagi penglima perangnya berasal dari luar Raya menunjukkan Tuan Rondahaim tidak mengandalkan penasehat militernya dari satu wilayah, tetapi direkrut dari luar daerah. Tuan Rondahaim menerima kehadiran orang luar menjadi penasehat pemerintahannya.
Memiliki penasehat perang dari ragam daerah memperlihatkan kepemimpinan Tuan Rondahaim tidak monolitik tetapi inklusif, Kepemimpinan inklusif adalah kepemimpinan yang adaptif dan terbuka sehingga dapat mengurangi sikap politik semena-mena.
Raya di bawah kepemimpinan Tuan Rondahaim mempunyai sikap politik ekspansif. Ekpansif dalam melawan kekuasaan kolonial sekaligus ekspansif dalam menata jejaring politik guna membangun koneksi ke dunia luar.
Dalam memerangi kekuasaan kolonial, Tuan Rondahaim tidak pernah tunduk dan takluk terhadap kekuasaan asing (kolonial).
Ia juga tak pernah ditangkap dan tidak pernah lelah bertarung mengusir penjajahan asing sampai akhir hayatnya, demi memerdekakan dan membebaskan negeri dan bangsanya agar menjadi negeri bangsa berdaulat.
Melihat rekam jejak perjuangannya sudah waktunya pemerintah Indonesia menghargai dan menghormati perlawanan dan perjuangannya dengan penganugerahan Pahlawan Nasional kepada Tuan Rondahaim, tepatnya pada 10 November 2024.(***)