Tuanku Imam Bonjol pun Tobat dari Aliran ini
Belanda Ambil Untung
Tuanku Imam Bonjol melancarkan peperangan agresif. Membakar kampung-kampung musuh dan membangun mesjid-mesjid.
Saking agresifnya, kaum ini melawan Tuanku Nan Tuo dan Syekh Jalaludin. Melansir Surat Keterangan Syeikh Jalaluddin, keduanya diledek Rahib Tuo dan Rajo Kafir.
Pada 1821, setelah 20 tahun perang berlangsung, Belanda mulai tergoda untuk ambil keuntungan. Apalagi, sasusnya Minangkabau kaya akan emas.
Maka ditekenlah kesepakatan antara Belanda dengan kaum adat.
Belanda menangkap Tuanku Imam Bonjol pada 1832. Ia dibuang ke Manado. Di sana, Tuanku menulis otobiografi.
Memoar Tuanku
Naskah yang kini dikenal bertajuk Naskah Tuanku Imam Bonjol itu antara lain menceritakan, Peto Syarif berganti nama jadi Tuanku Imam Bonjol ketika mendirikan benteng di daerah Bonjol.