'Tuhan Bagi-bagi Angpao Sangat Besar'
Seluruh Momen Dipakai Mewartakan InjilSenin, 11 Februari 2013 – 08:06 WIB
"Kalau yang dulu, mereka memaknai Imlek dengan menyembah, namun mereka tidak tau menyembah kepada siapa. Akhirnya mereka kawinkan dengan ajaran Konghucu, padahal sebenarnya Konghucu itu ajaran. Masa kita percaya ajaran" Tidak benar itu. Sebenarnya itu bertentangan, karena Konghucu itu seorang filsuf dan dia ajarkan falsafah hidup," ujar dia.
Tradisi itu turun temurun diwarisi. Sekarang ada pergeseran nilai dan makna sehingga Imlek betul-betul dimaknai sebagai momen untuk menyembah Tuhan sehingga orang lain bisa memahaminya secara benar.
"Agar kita seragamkan bahwa Imlek itu kita tandai dengan kebaktian. Sudah saatnya orang harus memahami dan sadar bahwa Imlek itu sesuatu yang harus disyukuri bahwa Tuhan masih beri kita kesempatan untuk meraih keselamatan. Itu hadiahnya," pungkas Daniel.