Tumit Zaytun
Oleh: Dahlan IskanPohon yang dipindahkan itu berasal dari lingkungan Al Zaytun sendiri. Saat awal menanam jati dulu jarak tanamnya dibuat lebih rapat. Kian tahun dilakukan penjarangan. Tidak dengan cara ditebang tetapi dipindahkan.
Rasanya mustahil program seperti ini bisa dilakukan tanpa Big John, tetapi bahwa ada pesantren yang terpikir membeli Big John baru saya lihat di Al Zaytun.
Ternyata, di Indonesia, memang baru ada dua mesin pemindah pohon seperti itu. Satu di Al Zaytun. Satunya lagi milik Djarum.
Saya lama menatap Big John. Membayangkan berapa miliar rupiah harganya.
Saya sampai lupa di mana sepatu saya. Maka saya ke lokasi penanaman pohon berjalan kaki tanpa sepatu. Dari masjid ke jalan nun baru.
Di bawah terik matahari kemarau Indramayu. Namun, sebagai orang dari desa masih ingat cara jalan tanpa sepatu di musim panas: jalanlah lebih banyak pakai tumit yang kulitnya lebih tebal.(*)