Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

UAS

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Selasa, 17 Mei 2022 – 23:33 WIB
UAS - JPNN.COM
Ustaz Abdul Somad. Foto: Ricardo/JPNN.com

Sistem pemerintahan Singapura adalah sekuler dengan memisahkan agama dari politik nasional.
Etnis Melayu yang muslim menjadi etnis minoritas dengan peran yang marginal.

Kemakmuran ekonomi Singapura yang konsisten selama 40 tahun terakhir menjadikan negara itu stabil.

Sebagai negara kecil, Singapura mempunyai ketakutan terhadap negara-negara tetangganya, terutama Maaysia dan Indonesia yang mempunyai penduduk mayoritas Muslim.

Singapura disebut sebagai ‘’Israel-nya Asia’’ karena hidup di tengah kepungan negara-negara tetangga yang berbeda ideologi.

Pemimpin Singapura Lee Kuan Yew bersaing keras dengan pemimpin Malaysia Mahathir Muhammad.
Kedua pemimpin ini mempunyai karakter yang hampir sama, yaitu sama-sama cenderung nasionalis yang chauvinistis.

Lee membanggakan identitas konfusianisme Singapura dan Mahathir sangat bangga dengan identitas Islam dan Melayu.

Mahathir menyadari bahwa bangsa Melayu tertinggal dari bangsa lain seperti China, India, dan Eropa yang menjadi penduduk Malaysia.

Karena itu, Mahathir menerapkan kebijakan ‘’affirmative action’’ yang memberi privilege kepada etnis Melayu bumiputera dalam bentuk pemberian kredit murah dan pendidikan gratis.

UAS menganggap Pemerintah Singapura sombong dengan melakukan pencekalan terhadapnya. UAS mengingatkan bahwa Singapura adalah negara kecil dibanding Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close