UGB Curi Perhiasan di Bulan Ramadan
Rauf meminta beberapa anak buahnya ke Bandara Internasional Sepinggan dan ke kantor polisi. “Yang lain saya suruh ke bandara, tapi saya bilang ke sana jangan sampai mencurigakan. Kemudian ada telepon dari anak buah, Pak Haji ternyata emasnya ada, di dalam tas UGB. Maunya ditangkap, biar tahu kelakuan UGB kayak begitu,” tandas Rauf.
Begitu tahu, Rauf langsung meluncur ke bandara menemui UGB yang hendak naik pesawat menuju Jakarta. UGB disergap menyimpan barang bukti satu set perhiasan emas yang dibungkus dengan plastik.
"Waktu penangkapan itu juga ada polisi, tapi bukan ditangkap gimana gitu. Tapi karena UGB ‘kan melewati sensor atau xray-nya bandara, jadi terlihat emasnya, barulah disergap," tutur Rauf.
"Gelang ini kan adanya di kamar, penutup ini ‘kan adanya di lantai atas, berarti kan emas ini dibawa dia ke atas lalu dibungkus di atas," sambil menunjukkan sebuah plastik yang diduga digunakan UGB untuk membungkus perhiasan yang dicurinya.
"Kalau kau tidak akui kesalahanmu, saya akan tahan semua. Dia jawabnya, saya minta maaf ini kelakuannya anak buah saya. Saya bilang lagi, kalau nggak ada yang mengaku tangkap saja semuanya," tegas Rauf saat itu.
“Masalah perhiasan Pak Haji yang dicuri oleh UGB. Pak Haji datang (ke bandara) sempat cekcok, ribut, saya tidak tahu UGB ngaku atau tidak.
Beliau (Rauf) emosi, bilang ke saya sudah tangkap aja ini Pak Eko. Begitu saya mau dekati UGB, tahu-tahu UGB berdiri dan memeluk Pak Haji, diajak keluar. Anehnya setelah kembaIi, emosinya (Rauf) sudah turun. Barang buktinya banyak ada gelang, cincin sekira 10-an lebih jumlahnya,” beber seorang polisi di Bandara Sepinggan, Brigadir Eko.
Eko juga menyebut, saat itu UGB terlihat tenang, hanya Puput Melati yang terlihat gelisah. Selain perhiasan curian, UGB juga menyimpan senjata api.