UGB Curi Perhiasan di Bulan Ramadan
“Cuma begitu saya konfirmasi dibagasikan, saya tanya surat-suratnya lengkap dari Perbakin (Persatuan Penembak Indonesia) dan mabes (Mabes Polri) juga ada,” kenang Eko.
"Akhirnya dia berdiri dan peluk saya, dan dia bilang, tolong kasihani saya, selamatkan saya, kasihan istri dan anak saya," cerita Rauf menirukan pengakuan UGB kala itu.
Saat itu juga Rauf menjawab "Saya ‘kan cuma butuh pengakuan saja, kalau kau malu mengaku di sini, kita bicara ke luar. Jaraknya puput (Puput Melati) nunggu sekitar 2 meter, dia menyaksikan, saya kasihan melihat dia itu,” katanya. "Dan dia pun akhirnya mengaku, dia bilang, saya salah dan saya khilaf," ucap Rauf lagi.
Lalu dengan berbagai pertimbangan dan permintaan dari Yustdiana, Rauf memutuskan untuk tidak memperkarakan kasus tersebut ke pihak yang berwajib dan melepaskan UGB kala itu.
"Kenapa saya meminta suami saya mebebaskan dia, karena saya manusia biasa, masih punya perasaan, bahwa setiap manusia yang mengakui kesalahannya wajar memaafkan dan bulan puasa. Pak tolong maafkan, kasian dia’ akhirnya dimaafkan. Padahal waktu itu sudah mau dibawa ke polda,” tutur Yustdiana.
Sayangnya menurut Rauf, bukan cuma dirinya yang menjadi korban penipuan dan pencurian ulah UGB. Itu sebabnya kini ia dan istrinya memutuskan untuk kembali memperkarakan kasus tersebut ke polisi. Keduanya menuntut agar UGB mengembalikan segala bentuk kerugian materi yang dialaminya dua tahun lalu itu. (die/sis)