Ultah
Oleh Dahlan IskanSaya menjadi terbiasa menulis di HP. Dengan satu ibu jari. Tangan kiri. Karena itu saya tidak mau membeli HP yang lebar. Yang ibu jari saya sulit menjangkau huruf-huruf yang jauh. Seperti huruf ‘p’ atau angka ‘0’. Yang letaknya di sisi paling kanan layar HP itu.
Dengan menulis di HP fleksibilitasnya juga tinggi. Bisa menulis di mana saja. Terutama di pesawat terbang. Mungkin hampir 50 persen tulisan di DisWay saya buat di atas pesawat. Lantaran begitu banyaknya terbang.
Untuk jurusan Surabaya-Jakarta adalah jarak yang paling pas. Begitu pesawat mencapai ketinggian tertentu saya buka HP. Mulai menulis. Saat pesawat akan landing tulisan selesai.
Suatu saat saya kepepet. Dalam perjalanan mobil di pedalaman Amerika. Mas Joko Intarto mengingatkan: tulisan ditunggu. Sudah jam 9 malam waktu Indonesia.
Saya pun minta John Mohn meminggirkan mobil. Ialah yang lagi mengemudi hari itu. Saya hampir selalu dengan John Mohn di Amerika. Sudah seperti keluarga.
John-lah yang dulu menampung anak saya. Azrul Ananda. Tinggal di rumahnya. Selama sekolah SMA di pedalaman negara bagian Kansas.
Saya minta John istirahat dulu. Cari kopi. Saya minta diturunkan di situ. Mumpung saya lihat ada pohon rindang sekali. Di sebuah taman di kota kecil sekali.
Saya bisa duduk di bawah pohon itu. Musim panas sudah dekat. Terasa sejuk di bawah pohon itu.