Umat Kristiani di Indonesia Punya Sejumlah Harapan yang Ingin Disampaikan Kepada Sri Paus
Christina Purwaningsih, ibunda Kezia juga punya harapan senada dari kedatangan Paus.
"Semoga kalau kami mau beribadah, tidak dipersulit. Kalau kami mau sembahyangan lingkungan, juga dipermudah ... terus membangun rumah ibadah, khususnya gereja, kalau bisa dipermudah izinnya, jangan dipersulit."
Menurut SETARA Institute for Democracy and Peace, pada tahun 2023 terjadi 217 peristiwa dengan 329 tindakan pelanggaran kebebasan beragama atau berkeyakinan di Indonesia. Angka ini naik dari 175 peristiwa yang terjadi di tahun 2022.
Lembaga Inclusive Indonesia juga mendata bahwa sepanjang Maret-Mei 2024 ini saja, tercatat ada enam peristiwa diskriminasi dan persekusi terhadap agama minoritas.
Tapi bukan hanya umat Katolik yang ingin menyampaikan uneg-unegnya sebagai warga minoritas kepada Paus, pemeluk Kristen Protestan juga menaruh harapan besar kepada sosok yang dianggap berpengaruh di dunia itu.
'Karena sepertinya kami sendirian'
Gabriella Pardede, perempuan berusia 25 tahun yang akrab dipanggil Gaby, adalah jemaat POUK (Persekutuan Oikumene Umat Kristen) Tesalonika di Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten.
Kalau Glenn Muhu pernah dua kali bertemu Paus, Gaby sudah pernah dua kali dipersekusi.
Ia berharap kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia bisa menolong mereka yang selama ini dipersekusi seperti jemaat POUK Tesalonika.