UMKM Pertamina Raih Transaksi Hingga Rp 4,2 M di Inacraft 2024, Ternyata Ini Rahasianya!
Namun strategi tersebut gagal, karena tidak ada pengunjung yang melirik produknya apa lagi belanja.
Alhasil, omset di hari kedua pameran anjlok dari hari sebelumnya, yaitu dari Rp 7 juta menjadi Rp 750 ribu saja.
Menurut Gilang, adanya perbedaan selera fashion antara konsumen Balikpapan dan Jakarta menjadi salah satu kendala yang ia hadapi.
Oleh karena itu, produk yang kurang diminati dan old school ia jual dengan harga modal agar produksi produk tetap bisa berputar.
Kemudian, Gilang mulai menjajal konsep 'penasaran', di mana pengunjung diberikan informasi bahwa Balikpapan memiliki produk kulit asli yang berkualitas, serta produknya merupakan salah satu unggulan di kota yang berdekatan dengan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Strategi tersebut berhasil, pengunjung banyak berdatangan dan berbelanja sehingga omset pun meningkat berkali lipat, hingga ratusan juta rupiah.
Bahkan, Gilang mendapatkan penawaran dari buyer asal Singapore.
Untuk produk ikat pinggang kulit, warga negara Indonesia yang berdomisili di Malaysia ingin agar produknya dijual di House of Indonesia.
Buyer dari Amerika bahkan sudah minta penawaran untuk produk kaos dan kemeja kulit.