Universitas Rakyat dari Hati Rukun Abadi
Oleh Dahlan IskanMahasiswa Jurusan Akuntansi Unpam ternyata 7.000 orang. Hanya satu jurusan. Salah satunya tampil di panggung hari itu: Ade Irma. Menyanyikan Cindai dengan suara yang layak ikut audisi D’Academy-nya Indosiar.
Ada jurusan lain yang mahasiswanya lebih gila lagi: 14.000 orang. Jurusan manajemen. Fakultas Ekonomi Unpam memang terlaris. Dibanding lima fakultas lainnya. ”Kami akan terus mempertahankan biaya murah ini,” ujar Dayat.
Lihatlah Pak, katanya sambil menunjuk wilayah Pamulang yang luas dan padat di selatan Jakarta ini, ke mana anak-anak itu mau kuliah? Kalau universitas kian tidak terjangkau.
Memang aturan baru pemerintah menantangnya. Untuk mahasiswa barunya yang 19.000 orang. Untuk memenuhi aturan Unpam jadi kekurangan 1.000 dosen. Ini akan membuat pengeluaran Undip, eh Unpam naik. ”Kami akan penuhi dalam dua tahun,” katanya. ”Kami sudah menyekolahkan 600 dosen S-1 ke S-2.”
Saya menyempatkan diri dialog panjang dengan Dayat. Ingin belajar: bagaimana gaya manajemennya. Kok bisa.
Pertama, ketua yayasan dan rektornya ternyata seperti nama bus antarkota: rukun abadi.
Ini agak langka. Biasanya, yang kita dengar, dua pejabat itu bertengkar. Kadang di bawah selimut. Di mana-mana. Ya, kan? Di Unpam keduanya rukun dalam segala hal. Terutama dalam memilih cara hidup: sama-sama sederhana.
Penampilan pak rektornya seperti Oemar Bakri dalam lagu Iwan Fals. Demikian juga ketua yayasannya. Demikian juga ruang kerjanya. Demikian juga cara bicaranya.