Upaya RS Atma Jaya Lestarikan Budaya Jamu untuk Perkembangan Medis
Edward menjelaskan ke depannya masyarakat perlu teredukasi secara optimal mengenai penggunaan jamu sebagai opsi pengobatan, dan secara bersamaan perlu adanya standarisasi, keamanan, serta dukungan pemerintah dengan kebijakan terkait.
Ketua Dewan Jamu Indonesia, Mayor Jenderal (Ret.) Prof. Dr. dr. Daniel Tjen, Sp.N., mengatakan pemahaman akan tradisi pengobatan di tanah air yang dipadu dengan filosofi Djampi Oesodo dan disertai dengan validasi terarah melalui penelitian akan makin memperkuat kehadiran jamu di dalam dunia kesehatan modern.
"Sampai saat ini bahan baku herbal adalah yang paling mungkin untuk kemandirian, karena ketersediaan bahan alam untuk bahan obat herbal yang berlimpah tumbuh subur di Indonesia," ucap Daniel.
Daniel juga menjelaskan bahwa untuk mendorong inovasi, pihaknya bekerja sama dengan perguruan tinggi baik dalam dan luar negeri termasuk dari Universitas Osaka di Jepang dalam meningkatkan keamanan produk jamu.
Pada kesempatan yang sama juga terdapat pemilihian duta jamu di mana Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya yang juga merupakan unit karya dari Yayasan Atma Jaya turut mengirimkan dua orang delegasi. Dari dua delegasi yang berpartisipasi, Ni Nyoman Ayu Respani, mahasiswi Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya, berhasil terpilih menjadi Duta Jamu Bidang Parawisata.
Melalui kerja sama ini diharapkan RS Atma Jaya dapat menjadi pionir lahirnya riset terkait jamu dan dapat memperkuat peranan jamu untuk mendukung kesehatan masyarakat sekaligus memperkanlkan potensi jamu ke skala internasional.(