Urung Salat karena Imam Perempuan
jpnn.com - Jumlah umat muslim di Benua Biru semakin bertambah. Seiring dengan berjalannya waktu, paham Barat mulai bersinggungan dengan norma-norma Islami. Salah satunya adalah upaya Inclusive Mosque Initiative (IMI) dalam memperkenalkan konsep setara dan membaur dalam ibadah.
= = = = = = = =
LEILA Bakkioui sedang bersantap dengan seorang rekannya di salah satu restoran Karibia di Kota Camden, London Borough, Inggris, saat azan berkumandang. Sebagai muslimah yang baik, dia pun lantas pamit untuk menunaikan salat.
Setelah berwudu, dia bergegas menuju musala di basement restoran tersebut. Karena beberapa muslimah sudah bersiap, dia pun berdiri di barisan belakang.
Tapi, betapa terkejutnya gadis 25 tahun itu saat mendengar suara seorang perempuan dari depan. Dia pun mencari sumber suara dan menemukan sosok Naima di sana.
Ya, Naima yang merupakan salah seorang jamaah IMI menjadi imam saat itu. Setelah melihat ketidaklaziman tersebut, Bakkioui pun mengurungkan niatnya untuk beribadah dan kembali ke lantai atas. "Saya ke bawah untuk salat dan mendapati seorang muslimah sedang memimpin ibadah," katanya kepada Tana Rasekh, teman yang menemaninya bersantap di restoran itu.
Bakkioui pun terlihat pucat saat mengungkapkan sesuatu yang dilihat di musala. Dia lalu berusaha menenangkan diri dengan mengambil napas panjang. Beberapa menit kemudian, dia pun melanjutkan makan. "Saya kira dia melihat hantu. Wajahnya pucat sekali seperti baru berjumpa dengan hantu," tutur Rasekh.
Saat Bakkioui muncul kembali dari basement, band di restoran sedang memainkan lagu berjudul Should I Stay or Should I Go milik bank beraliran punk The Clas. Lagu tersebut seakan menggambarkan pikiran yang berkecamuk dalam kepala Bakkioui saat mendengar lantunan Al Fatihah dari mulut Naima.