Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Usai Gempa, Tarif PSK di Tondo Turun, Bisa Rp 50 Ribu

Senin, 08 Oktober 2018 – 10:58 WIB
Usai Gempa, Tarif PSK di Tondo Turun, Bisa Rp 50 Ribu - JPNN.COM
PSK kena razia. Ilustrasi Foto: JPG/dok.JPNN.com

Ada beberapa blok di Tondo Kiri. Sebagian besar tempat hiburan. Yang sekaligus menyediakan alkohol dan aneka softdrink. Layanan utamanya bagi yang butuh menyalurkan hasrat biologis: esek-esek. Hampir semua rumah yang telah disulap jadi kafe dan tempat karaoke itu menyediakan.

Awak Fajar bertemu seorang pemilik kafe yang lebih mirip warung. Bahrin. Begitu dia memperkenalkan diri. Pria kelahiran Parepare, pada 1956 silam. Tangannya sedang memegang palu. Sedang menata pagar yang ambruk dihantam gempa yang disusul tsunami itu.

Telah lama dia menetap di Palu. Sejak 1986. Di kota ini pula dia bertemu wanita yang kini menjadi istrinya. Bahrin bersyukur, tiga anak serta istrinya itu, selamat dari gempa dan tsunami. Namun, istrinya luka-luka.

"Sudah pulang kampung semua," kata Bahrin saat menjawab pertanyaan dari awak Fajar soal para perempuan penjaja seks yang menghuni kawasan Tondo Kiri ini.

Di depan warungnya, jalanan terlihat lebih sempit. Hanya satu mobil bisa lewat. Kru Fajar menyodorkan rokok, permen, dan wafer kepadanya. Aktivitasnya dihentikan. Menggeser badannya ke arah timur. Ada undakan lantai di situ. Bahrin duduk. Melantai.

Cerita tentang perempuan sewaan dan prostitusi di Tondo kami jeda. Dia kesal. Saat mengungsi, penjarah masuk ke dalam rumahnya. Tabung gas dan kompornya dicuri. "Pasti orang dalam juga pelaku. Tidak mungkin orang luar tahu kondisi rumah," ketusnya.

Rokok di sela telunjuk dan jari tengahnya diisap dalam. Wafer yang disodorkan tadi dicicipinya. Sambil mengambil segelas air mineral dari dalam kardus yang telah sobek.

Kebanyakan perempuan penjaja seks statusnya hanya sebagai pekerja di kafe-kafe dan warung remang-remang di Tondo Kiri. Usai tsunami, tak semuanya pulang kampung. Sebagian bertahan tinggal. "Alasan itu. Tadi malam ada teman didatangi rumahnya. Dia ketuk-ketuk. Cari pelanggan," beber seorang rekan yang bermukim di Palu.

Bagi yang tak biasa, tidak akan tahu bahwa jalanan yang dilalui itu merupakan akses menuju kawasan prostitusi yang disebut-sebut terbesar di Sulawesi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close