Usulkan 4 Martir Reformasi 98 menjadi Pahlawan Nasional
jpnn.com, JAKARTA - Era Reformasi sudah berlangsung selama dua dekade. Banyak kalangan menilai, gerakan Reformasi 1998 telah sukses mengantarkan Indonesia bertransformasi dari sebuah negara tiran menjadi demokratis.
Perubahan ini tidak gratis tetapi menelan biaya yang sangat mahal, hingga menelan nyawa anak-anak bangsa. “Setiap perubahan akan menelan korban” begitulah salah satu bunyi adagium dan itu berlaku pada Reformasi 1998 di Indonesia.
Diketahui, empat mahasiswa Universitas Trisakti telah menjadi martir perubahan pada Mei 1998. Namun sangat disesalkan, bangsa ini selolah tak menghargai sejarah karena penuntasan kasus itu masih jauh dari selesai, sumir dan jauh dari kata adil.
Ahmad Kurniawan, Sekjend Ikatan Alumni Usakti sekaligus Ketua Umum Persatuan Persaudaraan Trisakti (Paperti) 12 Mei 98, mengatakan, gugurnya keempat mahasiswa pejuang reformasi ini telah mampu membawa bangsa ini memasuki gerbang perubahan memasuki rumah demokrasi seperti dewasa ini.
Empat pahlawan reformasi dan seluruh elemen mahasiswa yang turun ke jalan pada waktu itu menyadari peran dan fungsinya sebagai “agent of change”.
“Mereka yakin, pengorbanannya tidak akan sia-sia, maka itu kami Ikatan Alumni Universitas Trisakti memandang perlu adanya sebuah penghargaan negara atas jasa besar keempat mahasiswa Trisakti yang gugur tersebut,” ujar Ahmad Kurniawan, dalam keterangan tertulisnya, Senin (28/5).
Dikatakan, gelar tanda jasa Pahlawan Nasional adalah hal yang amat pantas untuk disematkan, mengingat besarnya jasa-jasa mereka untuk bangsa.
"Kepergian mereka telah memberikan pelajaran bagi seluruh rakyat Indonesia dan menjadi inspirasi bagi anak-anak muda, bahwa sebuah pengorbanan untuk negeri tidak akan pernah sia-sia," kata Ahmad Kurniawan.