Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Uya Utama

Oleh: Dahlan Iskan

Sabtu, 28 Januari 2023 – 07:07 WIB
Uya Utama - JPNN.COM
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Saya pun bertanya: apakah sudah menonton podcast Uya Kuya soal nasib seorang petani sawit di daerahnya itu. "Belum," jawabnya.

Maka saya pun mengirimkan copy podcast itu. Dua jam kemudian saya ditelepon wartawan tersebut. "Saya baru menonton separo. Saya tidak pernah tahu soal itu," katanya.

Kantor Polres Rohil memang sangat jauh pun dari Bagan. Dan kampung petani itu lebih jauh di pedalaman lagi. Masih dua jam lagi dari Polres. Yakni di Simpang Manggala.

Petani sawit itu pendatang dari Tanah Batak. Tahun 2004 ia sudah mulai membeli tanah kebun yang masih sangat murah. Sampai terkumpul 500 hektare. Mulailah sawit ditanam. Berbuah. Panen.

Keluarga ini terlihat sudah pernah menikmati masa-masa panen yang baik. Busana tiga wanita itu terlihat masih dari sisa-sisa yang dibeli ketika punya banyak uang.

Kini tiga wanita itu seperti tidak kunjung berhenti menangis. Tanah sawit itu, katanya, diambil polisi. Mula-mula 10 hektare. Lalu 10 hektare lagi. Sampai habis.

"Saya tidak menyebutnya oknum karena UU tidak pernah mengenal kata oknum," ujar Kamaruddin.

Pengacara itu bertekad akan mengawal perkara ini sampai tuntas. Dengan biaya sendiri. Persis seperti ketika membela keluarga Yosua di kasus Inspektur Jenderal Polisi Sambo.

UYA KUYA terlihat kian naik kelas. Podcast-nya mewadahi keluarga yang mengaku disiksa polisi, dibakar rumahnya, dan dirampas kebun sawitnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close