Virus Corona di Timur Tengah: Iran Mulai Membaik, Turki Makin Parah
jpnn.com, JERUSALEM - Pandemi COVID-19 di Iran melanjutkan tren penurunan selama sepekan pada Rabu (8/4) dengan jumlah kasus baru dilaporkan kurang dari 2.000. Sementara itu, jumlah infeksi virus corona di Turki diperkirakan akan melampaui 40 ribu.
Iran melaporkan 1.997 kasus baru COVID-19 dan 121 kematian baru akibat penyakit menular tersebut, menambah total kasus terkonfirmasi menjadi 64.586 dan kasus kematian menjadi 3.993.
Kianush Jahanpur, Kepala Pusat Hubungan Masyarakat dan Informasi Kementerian Kesehatan dan Pendidikan Medis Iran, menyampaikan harapannya bahwa pemerintah akan mampu mengendalikan laju penyebaran virus dalam beberapa hari ke depan.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyambut baik usulan dari Presiden Rusia Vladimir Putin baru-baru ini untuk mencabut sanksi global dan menciptakan koridor perdagangan hijau di saat dunia bergulat dengan pandemi COVID-19.
Di Turki, Menteri Kesehatan Fahrettin Koca mengonfirmasi 4.117 kasus baru COVID-19 dan 87 kematian baru akibat penyakit tersebut, sehingga jumlah kasus terkonfirmasi bertambah menjadi 38.226 dan angka kematian menjadi 812.
Koca mencatat bahwa 1.846 pasien telah pulih sejak pandemi merebak di negara itu, sementara 1.492 pasien sedang dirawat di unit perawatan intensif.
Diungkapkan Koca, sebuah aplikasi seluler baru akan diluncurkan untuk melacak pasien virus corona guna melihat apakah mereka melakukan isolasi atau meninggalkan rumah.
Di Israel, negara yang juga terdampak paling parah di kawasan itu, Kementerian Kesehatan melaporkan 156 kasus baru COVID-19 dan delapan kematian baru akibat penyakit tersebut, menambah jumlah infeksi menjadi 9.404 dan angka kematian menjadi 73.