Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Vonis Dahlan Iskan dan Negeri yang Gagal Berterima Kasih

Oleh IMAM SHAMSI ALI*

Rabu, 26 April 2017 – 08:21 WIB
Vonis Dahlan Iskan dan Negeri yang Gagal Berterima Kasih - JPNN.COM
Dahlan Iskan. Foto: Jawa Pos Group/dok.JPNN.com

Ternyata bayangan saya tentang sosok Dahlan Iskan terpeleset. Bayangan saya tentang seorang pengusaha yang (maaf) rakus, tiada puas, dan cenderung menghalalkan segala cara tidak ada pada Pak Dahlan. Beliau menjabat posisi-posisi strategis di negeri ini, tapi tak serupiah pun beliau ambil. Yah, untuk apalah gaji dan fasilitas itu dengan kekayaan yang beliau miliki?

Tapi, masalahnya bukan pada kekayaan. Melainkan jiwa beliau yang memang sudah merasakan ”kepuasan dengan apa adanya”. Bukan jiwa yang bergantung pada harta dan tidak pernah menemukan kata puas dalam hidup.

Sejak menjadi pejabat tinggi negara, Dirut BUMN (PLN) maupun menteri, beliau menjalani hidup tanpa berubah. Jika pergi ke pertemuan dengan presiden dan mengharuskan naik ojek atau kendaraan umum, beliau lakukan. Dan semua itu dilakukan bukan sekadar untuk pencitraan. Tapi, memang itulah beliau apa adanya.

Setelah selesai di pelayanan publik (menteri), beliau kembali menjalani hidup biasa. Salah satunya kembali mendalami keilmuan di berbagai tempat. Salah satunya di Mid West, Amerika Serikat. Sekali lagi, sebuah pembuktian karakter yang luar biasa. Bahwa posisi tinggi bukan jaminan kualitas pendidikan. Setiap orang harus berani mengembangkan kualitas diri.

Saat berada di Amerika itulah saya sempat berinteraksi dengan beliau beberapa kali. Suatu hari saya dikejutkan oleh pesan singkat, ”Ustad, ini Dahlan Iskan. Saya mau ketemu jika ustad berkenan.” Sejujurnya, saya masih menyangka itu Dahlan Iskan yang lain. Bukan pengusaha sukses dan mantan menteri. Kenyataannya, itulah beliau.

Di New York, beliau bahkan menolak dijemput dengan kendaraan pribadi saya. Apalagi dengan kendaraan dinas perwakilan pemerintah. Beda dengan yang lain, terkadang anak dan keluarganya saja minta dilayani bak raja.

Dua tahun lalu saya mengundang beliau untuk menjadi pembicara di PBB dalam sebuah seminar yang disponsori yayasan saya, Nusantara Foundation. Sebagai undangan, beliau sama sekali tidak meminta apa pun, bahkan penjemputan. Beliau lakukan semuanya karena sebuah dorongan pengabdian.

Dalam sebuah WhatsApp group di mana beliau dan saya jadi anggota, beliau aktif mengikuti diskusi-diskusi yang ada. Bahkan sekali-sekali japri ke saya dan menyampaikan keresahannya tentang arah dan cara berpikir sebagian anggota grup yang kebanyakan adalah petinggi agama (ulama).

Beberapa hari lalu saya mendapat pesan singkat lewat WhatsApp bahwa Pak Dahlan divonis bersalah dengan hukuman penjara dua tahun di Pengadilan Tipikor

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
  • Dahlan Iskan

    Viral Longsor

    Jumat, 03 Mei 2024 – 07:07 WIB
    Viral Longsor - JPNN.com
  • Dahlan Iskan

    Inisial B

    Kamis, 02 Mei 2024 – 07:36 WIB
    Inisial B - JPNN.com
  • Dahlan Iskan

    Dokter Spesialis

    Selasa, 30 April 2024 – 07:44 WIB
    Dokter Spesialis - JPNN.com
  • Dahlan Iskan

    Sedan Drone

    Senin, 29 April 2024 – 07:07 WIB
    Sedan Drone - JPNN.com
X Close