Wabup Pimpin Nego Warga dengan SKK Migas-JOB PPEJ
jpnn.com - jpnn.com - Proses perundingan antara SKK Migas Jabanusa dan Joint Operating Body (JOB) Pertamina-PetroChina East Java dengan warga desa Rahayu, Tuban, Jawa Timur terus berlangsung. Perundingan itu berkaitan dengan dampak flare operator hulu migas.
Jika sebelumnya masing-masing pihak mempertahankan pendapatnya, pada pertemuan yang diselenggarakan di kantor Kecamatan Soko, Tuban kemarin itu sudah menunjukkan hasil. Warga mulai menurunkan tensi tuntutannya dan SKK Migas Jabanusa dan JOB PPEJ menaikkan tawaran solusinya.
Dipimpin oleh Wakil Bupati Tuban Noor Nahar Husain, pertemuan itu dihadiri oleh Ketua DPRD Tuban Miyadi, Kapolres Tuban AKBP Fadly Samad, Kepala SKK Migas Jabanusa Ali Masyhar, dan Manajer FM JOB PPEJ Nusdhi Septikaputra.
Meski belum mencapai kata final, namun SKK Migas bersedia menaikkan tali asih dari dua bulan menjadi empat bulan. Di sisi lain, warga desa Rahayu juga menurunkan tuntutan dari 12 bulan menjadi 6 bulan. ”Ini merupakan kemajuan dan harapan saya tak lama lagi sudah ada titik temu," tegas Wabup Noor Nahar.
Menurut Ali Masyhar dihapuskannya kebijakan kompensasi dampak flare dari operasi JOB PPEJ di Desa Rahayu, Kecamatan Soko seiring makin turunnya tingkat produksi yang dihasilkan korporasi itu. Sekaligus, tambahnya, gas ikutan yang terbakar dalam bentuk flare juga makin menurun volume dan tekanannya.
Realitas itu didasarkan pada kajian yang dilakukan tim independen dari ITS Surabaya. Kajian tim ITS itu dilakukan sejak sejak September 2015 sampai Maret 2016. Hasil kajiannya dirilis pada Juli 2016. "Awal adanya kebijakan kompensasi didasarkan kajian, demikian pula ketika mengakhiri juga didasarkan pada kajian ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan," tegas Ali.
Awalnya, jelas Ali kompensasi dampak flare diberikan SKK Migas dan JOB PPEJ ketika tingkat produksi minyak dari lapangan yang dikelola korporasi ini cukup tinggi. Pada puncak produksi di tahun 2009, tingkat lifting minyak dari JOB PPEJ mencapai 40 ribu sampai 43 ribu barel/per hari. Sejak akhir 2014 dan awal 2015, tingkat produksi minyak dari JOB PPEJ di bawah 15 ribu barel per hari. "Saat ini tinggal sekitar 10.500 barel per hari," tegas Ali Masyhar.
Karena itu dampak flare yang ditimbulkan juga makin mengecil, dari 20 juta kaki kubik per hari menjadi di bawah 2 juta kaki kubik per hari. (JPNN/pda)