Waduh, Atlet Rusia Ini Sebut Olimpiade Tokyo 2020 Tak Adil, Kok Bisa?
jpnn.com, TOKYO - Perenang Rusia Yulia Efimova menyebut penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 tidaklah adil karena ada sejumlah atlet yang dilarang berlomba dan penyelenggara sangat membatasi gerak peserta Olimpiade sampai mereka kesulitan berbelanja oleh-oleh.
Selain itu, ia juga mengkritik pihak penyelenggara yang membuat jadwal final renang pagi hari demi memenuhi permintaan jam tayang utama televisi Amerika Serikat.
Yulia yang tampil dalam Olimpiade keempatnya ini memang sosok kontroversial. Pada Olimpiade Rio 2016 lalu, ia menuding lawannya dari AS Lilly King berbuat curang dengan menggunakan obat-obatan terlarang. King sendiri ialah peraih medali emas 100m gaya dada putri di Rio.
Perenang Rusia ini juga sempat menerima sanksi selama 16 bulan, mulai dari Oktober 2013 sampai Februari 2015 setelah positif menggunakan anabolic steroid.
Kini Yulia akan kembali bersua dengan King di Tokyo dalam final nomor yang sama.
"Saya marah karena mustahil bisa pergi ke mana-mana dan banyak atlet yang dilarang mengikuti kompetisi ini. Ini Olimpiade yang tidak adil, ketika tidak semua orang bisa berlomba," ujar Yulia Efimova kepada www.matchtv.ru.
Perenang berusia 29 tahun itu tak menjelaskan alasannya, tapi memang banyak atlet yang batal berlomba di Tokyo 2020 karena terpapar Covid-19.
"Sayangnya di dunia kita, uang menentukan segalanya dan mereka tidak memberikan perhatian kepada kepentingan atlet," tambahnya merujuk pada jadwal lomba pagi hari, yang berbeda jauh dengan Olimpiade Rio yang berlangsung malam hari.