Waduh.. Di Depan SBY, Bang Ruhut Debat Sengit dengan Dua Elite Demokrat Ini
jpnn.com - BOGOR-Penataran kader Partai Demokrat di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (2/4) kemarin, tidak hanya diisi dengan pidato arahan dan pembekalan materi saja. Para peserta juga harus melewati serangkaian ujian materi dan praktik yang disaksikan langsung oleh Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono.
Dalam ujian praktik, para kader ditantang melakukan diskusi, debat pemilihan presiden dan kepala daerah, orasi kampanye, serta menghadapi media massa dalam sebuah sesi wawancara. Hasilnya, hanya 250 orang atau 11 persen dari total peserta dinyatakan tidak lulus.
“Yang hasil (ujiannya) mendapat 60 persen ke atas langsung akan mendapatkan sertifikasi. Jika dibawah itu ulang lagi," ujar Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono di sela menyaksikan debat calon presiden Demokrat.
Dalam sesi debat publik, panitia mengundi nama sejumlah elite Demokrat untuk jadi peserta. Kemudian nama yang terpilih naik ke atas podium dan saling beradu argumentasi layaknya debat capres sungguhan.
Dalam salah satu sesi, tiga anggota DPR dari Partai Demokrat, Dede Yusuf, Benny K Harman, dan Ruhut Sitompul terpilih untuk naik ke atas podium. “Saya akan tiru keteladanan Pak SBY dengan meningkatkan daya beli masyarakat dan menciptakan iklim investasi yang kondusif,” cetus Ruhut saat diminta memaparkan visi dan misinya sebagai capres.
Celetukan materi kampanye Ruhut, kerap kali mengundang tawa para peserta. Meski begitu, tak sedikit dialektika yang dibawakannya menjadi tepuk tangan.
Bahkan, Ruhut menjadi sumber sorak sorai peserta lainya lantaran anggota Komisi III DPR itu lebih banyak mennyanjung-nyanjung kepemimpinan SBY ketimbang menyampaikan program yang akan dilakukannya dalam membangun negeri. "Yang lain itu kan karena diri sendiri. Kalau saya itu murni meneruskan cita-cita SBY, saya tinggal ganti casing saja, isinya konsep-konsep pak SBY,” tutur Ruhut.
Berbeda dengan Ruhut, Dede Yusuf lebih menyampaikan visi misi untuk membuka ivestasi sehingga mendorong terbukannya lapangan kerja. Dengan demikian, dapat mengatasi banyak pengangguran. “Dorong stimulus daya belanja, ciptakan wirausaha baru. Karena akan terus mendoirong perkembangan ekonomi baru. Tingkatkan mutu pendidikan agar terserap di dunia industri. Latih dengan keterampilan,” tuturnya.