Wahai Amerika dan Tiongkok, Negara Kecil Ini Muak dengan Pertengkaran Kalian
Permohonan dari Mikronesia menjadi sorotan dalam pertemuan virtual para pemimpin dunia di PBB, karena sementara sebagian besar negara menyerukan persatuan untuk memerangi COVID-19, negara-negara lainnya pada umumnya tidak merujuk langsung ke gesekan antara AS dan Tiongkok.
Direktur International Crisis Group PBB Richard Gowan mengatakan sebagian besar pemimpin ingin menghindari terjerat dalam ketegangan.
"Banyak anggota PBB menganggap AS destruktif dan Tiongkok haus kekuasaan. Mereka tidak menganggap keduanya sangat menarik. Tokoh-tokoh Eropa yang ambisius seperti (Presiden Prancis Emmanuel) Macron melihat peluang untuk mengisi celah kepemimpinan, jadi mereka bersedia menantang Beijing dan Washington," ujar dia.
Macron berpidato di depan Majelis Umum PBB pada Selasa (22/9) setelah Presiden AS Donald Trump menuntut agar Tiongkok bertanggung jawab karena telah "melepaskan" COVID-19 ke seluruh dunia.
Pernyataan Trump itu mendorong Beijing menuding sang presiden AS "berbohong" dan menyalahgunakan wadah PBB untuk memprovokasi konfrontasi.
"Dunia seperti sekarang ini tidak bisa turun ke persaingan sederhana antara Tiongkok dan Amerika Serikat, tidak peduli bobot global dari dua kekuatan besar ini, tidak peduli sejarah yang mengikat kita bersama," kata Macron.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga memperingatkan bahwa dunia sedang menuju ke arah yang berbahaya dan "tidak dapat memiliki masa depan di mana dua ekonomi terbesar membelah dunia dalam Fraktur Besar masing-masing dengan aturan perdagangan dan keuangannya sendiri serta kapasitas internet dan kecerdasan buatan".
Di Pasifik, Tiongkok telah menjalin hubungan ekonomi yang lebih kuat dengan negara-negara kepulauan kecil, dan menarik negara-negara di kawasan itu keluar dari aliansi jangka panjang mereka dengan Taiwan. Tahun lalu, Kiribati dan Kepulauan Solomon memilih membangun hubungan diplomatik dengan Tiongkok.