Wakil Ketua Komisi V: Investasi Arab Lebih Baik dari Tiongkok
jpnn.com, JAKARTA - Hari ini Presiden Joko Widodo bertolak ke Uni Emirat Arab. Kunjungan kali ini bertujuan untuk memperluas kerja sama di bidang investasi dalam bingkai persahabatan. Uni Emirat Arab, kata dia, menjatuhkan kepercayaan investasi kepada Indonesia.
Menurut Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, lawatan kerja luar negeri pertama kepala negara tersebut dilakukan untuk 'menjemput' investasi senilai 4 miliar dolar AS atau Rp54 triliun (kurs Rp13.500 perdolar AS) dari Uni Emirat Arab.
Kunjungan ini mendapat respons Wakil Ketua Komisi V DPR, Syarif Abdullah Alkadrie. Indonesia, kata Ketua DPP Nasdem ini, memang terbuka kepada siapa pun, selama menguntungkan kedua belah pihak.
Menurut Syarif, Indonesia memang membutuhkan banyak investasi yang masuk dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi. Namun, ujar Syarif, jangan sampai investasi yang ditanamkan negara lain mendikte kepentingan nasional.
Dia menilai, investasi yang datang dari negara-negara Arab maupun Eropa, memberikan satu keuntungan dari sisi ketenagakerjaan.
Menurut dia, langkah ini paling tidak dapat menghidupkan sektor ketenegakerjaan karena ada lapangan kerja yang terbuka, dan terjadi penyerapan tenaga kerja lokal.
“Tidak seperti investasi Tiongkok, kalau Tiongkok investasi sekalian membawa tenaga kerja mereka. Kalau negara Arab, mereka tidak membawa karena mereka juga kekurangan tenaga kerja. Ini berarti investasi itu lebih menguntungkan dibanding Tiongkok,” katanya saat dihubungi Minggu (12/1).
Dalam menggaet investor asing, kata Syarif, lebih baik Presiden Jokowi tidak mensyaratkan negara-negara investor membawa atau mengikutsertakan tenaga kerja mereka.
Langkah ini tidak hanya diterapkan kepada negara-negara Arab, tetapi juga kepada lainnya. “Karena kita bisa memberikan lapangan kerja baru terhadap rakyat kita sendiri,” ujar legislator Dapil Kalbar ini. (boy/jpnn)