Wali Kota Bogor Test Drive Angkot Listrik
Bima juga bertanya masa habis listrik dalam baterai. Menurutnya, listrik dalam baterai mampu bertahan dua jam jika kendaraan dibawa sekitar 60 km/jam.
Tak sampai di situ, Bima kembali mempertanyakan bagaimana mengakomodasi kepentingan penumpang jika mobil listrik tersebut harus mengecas setiap dua jam sekali.
“Solusinya, ya, dengan membawa baterai cadangan, dan di terminal disediakan stop kontak untuk mengecas,” paparnya.
Namun, Staf Ahli Teknis Kementerian Perhubungan Gani mengkritik harga baterai Rp15 juta sangat mahal dan tak sebanding dengan penghasilan sopir angkot.
Gani berhitung jika Rp10 ribu itu untuk cas baterai sampai 100 km, dan paling lama tahan hingga 500 kali pengecasan, maka apabila mobil listrik itu beroperasi 15 jam sehari, umur baterai hanya tahan selama satu bulan. “Ini sangat tidak masuk akal. Tidak efisien,” keluhnya.
Mendengar hal itu, pihak GEVI tidak mampu memberikan jawaban yang pasti dan hanya berjanji akan membuat laporan konkretnya.
Presiden Direktur PT ADP Sandjaya Susilo memaparkan tentang cable car. Cable car adalah moda transportasi yang bisa disebut juga kereta gantung atau skyline. Dia menjelaskan kelebihannya ialah tidak terpengaruh kemacetan lalu lintas atau bebas hambatan.
Dia menjelaskan jangan hanya dilihat kapasitas kabinnya saja tapi juga frekuensi bolak-baliknya cable car itu. Itu jika dikalkulasikan dalam satu jam bisa mengangkut 7.200 orang, dan sudah terbukti di Venezuela. Lalu, Bima langsung bertanya bagaimana kondisinya dengan iklim dan cuaca Kota Bogor dengan tingginya petir. “Kami sudah desain sedemikian rupa agar tidak tersambar petir,” jelas Sandjaya.
Bagaimana dengan kabin cable car" Soal ini Gani menilai kabin tiap unitnya sangat kecil sehingga tidak efektif. (rp11/c)