Wali Kota Pesimis Batam Bebas Banjir Akhir Tahun Ini
Dia berpendapat, persoalan ini sejatinya dapat mudah terselsaikan seandainya Batam telah beralih dari Free Trade Zone (FTZ) ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Namun menunggu peralihan yang butuh waktu selambat-lambatnya 2 tahun adalah waktu yang lama.
"Masa saya harus tunggu dua tahun untuk masyarakat , jangan dua tahun dong," imbuhnya.
Berdasarkan laporan camat dan tim saat rapat penanganan banjir sudah mencapai 70 persen. Menurutnya, ini capaian yang bagus jika dibanding waktu penanganan yang singkat yakni sejak enam bulan lalu.
"Jadi masyakat harus maklum juga, uang tak cukup ini. Kita mesti bersyukur ya (capaian 70 persen)," pungkasnya.
Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (BM-SDA) Kota Batam, Yumasnur juga mengakui hal yang sama.
"Titik banjir masih ada, walaupun kami sudah melakukan normalisasi, namun belum maksimal," kata dia usai menghadiri rapat koordinasi banjir di Kantor Walikota Batam, (9/11).
Dia menjelaskan setelah dilakukan inventarisir, secara keseluruhan banjir disebabkan penyempitan aliran air dan banyaknya pemilik ruko yang menutup drainase sehingga aliran air tidak lancar.
Dia menyebut seperti di kawasan Nagoya terjadi penyempitan aliran air menuju Ramayana, Top 100 dan Pasar Induk. Ke depan secar bertahap pengerjaan akan difokuskan ke arah Nagoya ini.