Wali Kota tak Hadiri Pembukaan Pekan Gawai Dayak, Ini Alasannya
“Etnik asli terdiri dari lebih 405 sub suku, dan tersebar di seluruh pulau Kalimantan. Suku Dayak telah lama hidup secara harmonis berdampingan dengan suku-suku lainnya di daerah ini,” papar Cornelis.
Imbuh dia, “Masyarakat Dayak memiliki keragaman dan keunikan budaya yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui budaya dan menjaga keharmonisan antara manusia, alam dan lingkungan, serta dengan Tuhan sebagai pemelihara alam semesta".
Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) ini juga menjelaskan bahwa dalam kehidupannya, masyarakat Dayak selalu bersikap dan berperilaku dilandasi nilai-nilai spiritual-religius.
Berpegang teguh pada adat tradisional, jujur, dan selalu memelihara lingkungan, serta memiliki kearifan dan kebijaksanaan.
"Nilai-nilai luhur yang ada di dalam kehidupan masyarakat Dayak secara universal menjadi tuntutan masyarakat untuk mengantisipasi pengaruh globalisasi dunia, yang terus berkembang dengan cepatnya. Jika kita tidak waspada, maka kita secara lambat atau cepat menjadi kehilangan identitas sebagai suatu etnik ataupun sebagai suatu bangsa," ungkap Cornelis.
Lanjut dia, Dayak merupakan miniatur kebhinnekaan yang tetap utuh dan merekat bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan keberagaman bahasa, tradisi, dan adat istiadat setiap sub suku yang ada, tetap mampu hidup berdampingan secara rukun dan damai.
"Mampu menjaga yang namanya persatuan dan kesatuan," tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur dua periode ini mengajak seluruh masyarakat yang hadir menjaga ketertiban dan keamanan di wilayahnya masing-masing.