Wamenag: Prof Azyumardi Azra Tokoh Muhammadiyah yang Gigih Membela NU
Bagimana islam masuk ke Indonesia dengan jalan damai mengantikan agama besar sebelumnya, yaitu hindu dan budha.
Dengan cerdas Azyumardi Azra memberikan definisi Islam Nusantara sebagai berikut ;
“Islam Nusantara adalah Islam distingtif sebagai hasil interaksi, kontekstualisasi, indigenisasi, dan vernakularisasi Islam universal dengan realitas sosial, budaya, dan agama di Indonesia. Ortodoksi Islam Nusantara (kalam Asy’ari, fiqih mazhab Syafi’i, dan tasawuf Ghazali) menumbuhkan karakter wasathiyah yang moderat dan toleran. Islam Nusantara yang kaya akan warisan Islam (Islamic Legacy) menjadi harapan renaisans peradaban Islam global.”
Hal tersebut meneguhkan prinsip indepensi dan kemerdekaan beliau sebagai intelektual Muslim yang tidak terjebak pada egoisme kelompok yang sempit.
"Beliau, bahkan dengan elegan menawarkan pemikiran baru tentang Islam Nusantara yang berkemajuan sebagai sebuah perkawinan gagasan antara konsep Islam Nusantara yang diusung oleh NU dan Islam Berkemajuan yang diusung oleh Muhammadiyah menjadi role model untuk membangun peradaban Islam di dunia global," paparnya.
Selain di Muhammadiyah, Prof. Azra juga aktif di Majelis Ulama Indonesia.
Sebagai cendekiawan Muslim, posisinya di MUI menjadi salah satu pilar penyangga MUI karena sering disebutkan bahwa MUI itu wadah berhimpun para ulama, zu'ama dan cendekiawan Muslim.
Tiga pilar tersebut, yaitu ulama mewakili masyarakat pesantren, zuama mewakili pemerintahan dan cendekiawan Muslim mewakili masyarakat akademisi.