Wamentrans Viva Yoga Pimpin Tabur Bunga di Makam Pionir Transmigrasi Sukra Indramayu
”Doa kita mengiringi perjalanan 67 patriot bangsa menuju keabadian," ujarnya.
Wamentrans Viva Yoga menegaskan transmigrasi tidak hanya menjadi program masa lalu namun juga harus tetap relevan di era saat ini melalui pengembangan padradigma baru.
”Perlu kami sampaikan bahwa Kementerian Transmigrasi berupaya mengembangkan paradigma baru yang berorientasi pada kesejahteraan warga transmigran," ungkapnya.
Oleh karena itu, kata Wamentrans Viva Yoga, fokus Kementerian Transmigrasi telah bergeser dari pemindahan jumlah kepala keluarga yang berhasil dipindahkan menjadi peningkatan kesejahteraan warga transmigran dan warga sekitar.
Menurut alumni Program Pascasarjana UI itu, pergeseran paradigma pembangunan transmigrasi ini diterjemahkan dalam 4 program prioritas.
Pertama, revitalisasi 45 Kawasan Transmigrasi Prioritas Nasional sebagai bagian dari RPJMN 2025-2029.
Kedua, mendorong pengembangan kawasan transmigrasi transpolitan yang terintegrasi dan inklusif.
Ketiga, menjadikan transmigran sebagai bagian dari komponen cadangan.
Keempat, pendataan dan digitalisasi warga transmigran serta kawasan transmigrasi.
Wamentrans Viva Yoga memaparkan pergeseran paradigma transmigrasi berdampak terhadap pergeseran indikator keberhasilan program yaitu peningkatan produktivitas SDM dan penambahan nilai ekonomi di kawasan transmigrasi.
Untuk mendukung penambahan nilai ekonomi di kawasan transmigrasi dibutuhkan upaya pendataan dan digitalisasi ketransmigrasian melalui inventarisir Hak Pengelolaan (HPL) Kawasan Transmigrasi serta inventarisir Izin Pelaksanaan Transmigrasi (IPT) yang berada di atas HPL di mana hingga saat ini sudah ada 53 badan usaha yang terdaftar.
Kelengkapan IPT dan HPL ini akan menjadi basis data untuk mengembangkan peluang kerja sama pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) sehingga akan berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup warga transmigran dan warga sekitar kawasan.