Wanita DI's Way
Oleh Dahlan IskanMeski targetnya satu tetangga hanya satu jumput, praktiknya ada juga yang sampai menyumbang 5 kg. Beras itu langsung dikirim ke panti asuhan terdekat.
Kalau hasilnya lagi banyak dikirim ke dua atau tiga panti asuhan. "Di kampung itu saya menjadi lebih terkenal dari suami," ujarnyi sambil tersenyum.
Kini, di saat PSBB, silaturahminyi tiga tahun terakhir memberinyi jalan keluar. Para tetangga pun sudah tahu reputasi "Wanita DI's Way" penjual jilbab ini. Dia dianggap orang baik.
Sebenarnya dia tetap ingin jualan jilbab di pelataran mall itu. Namun dia harus menaati aturan PSBB.
"Ternyata tidak semua orang patuh. Saya lihat banyak yang tidak peduli PSBB," ujarnyi.
"Wanita DI's Way" ini memang sempat merasa sulit, tetapi dia tidak pernah menyerah. Kesulitan kali ini dia anggap biasa saja. Dia sudah sering berada dalam keadaan yang lebih sulit.
Dia sudah biasa kerja serabutan sejak muda. Waktu menjadi karyawati hotel di Bali dia pun cari uang tambahan: bekerja paruh waktu di travel milik orang Jepang. Yang pekerjaannya dia anggap sepele: memasukkan nama-nama hotel yang ditawarkan ke turis Jepang.
Setamat SMA di Semarang dia memang 'lari' menjauh dari kota pacarnyi: patah hati. Dia ke Bali --kuliah perhotelan.