Warga Dapat Bantuan Jagung Rusak
Jumat, 15 Maret 2013 – 08:36 WIB
Geradus mengharapkan, tahun depan bibitnya diganti dengan varietas lain karena tahun lalu mereka juga diberikan bibit varietas lamuru dan tahun ini lamuru, namun bibit yang diberikan fufuk (rusak). "Yang kita harapkan, tahun depan bisa bibitnya diganti karena bibit sekarang lamuru jadi diganti dengan BISI 16 atau pioner juga baik, bibit yang unggul lah. Lamuru kita sudah pakai dua tahun. Tahun lalu juga lamuru, tahun ini lamuru, tapi yang tahun ini fufuk," ungkapnya kesal.
Geradus mengaku, setelah mengetahui bibit jagung yang ditanam fufuk dan tidak bisa tumbuh, pihaknya langsung melaporkan ke petugas penyuluh lapangan (PPL). Namun PPL tidak bisa berbuat banyak untuk mengganti bibit yang rusak. PPL berdalih kalau bibit yang dibagikan telah dikembalikan ke distributor. "Kita sampaikan ke PPL, tapi PPL bilang karena distribusinya dari bulan November, sedangkan kita tanam sekitar tanggal 10 Desember 2012, jadi untuk mengantisipasi itu sudah kirim kembali ke perusahan," jelasnya sembari mengaku, untuk menanam lahannya seluas 10 are, ia membeli bibit jagung pioner dengan harga Rp 60 ribu per kilogram. Ia membeli 2 kg untuk ditanami di lahannya.
Sementara, Lurah Naimata, Melianus Benggu yang dikonfirmasi mengenai keluhan kelompok tani mengakuinya. Ia menjelaskan, setelah mengetahui hal tersebut langsung turun ke lahan masyarakat untuk mengeceknya dan ternyata betul, jagung varietas lamuru yang ditanam warga tidak tumbuh.