Warga Diduga Tergilas Water Cannon, Ini Kata Polisi
jpnn.com - MAKASSAR - Unjuk rasa penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minya (BBM) yang dilakukan mahasiswa Univeristas Muslim Indonesia (UMI) di Jalan Urip Sumohardjo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan berujung ricuh dan menimbulkan korban jiwa dan luka, Kamis (27/11). Salah seorang warga Jalan Pampang 1, Muhammad Arif, 18, tewas dengan luka parah di kepala.
Selain Muhammad Arif, anggota Polrestabes Makassar, Aiptu Rahmat Yusuf mengalami luka robek di kepala karena terkena lemparan batu saat mengamankan massa.
FAJAR (Grup JPNN.com) melaporkan, bentrok sempat berakhir setelah adanya korban tewas. Namun setelah Maghrib, sekira pukul 19.00 WITA, mahasiswa kembali ke jalan dan melakukan aksi unjuk rasa. Setelah itu, sejumlah warga menyerang kampus dan masuk ke wilayah kampus.
Akibatnya, 4 unit sepeda motor milik mahasiswa dan 1 pos satpam kampus dibakar warga. Setelah itu, anggota Brimobda Polda Sulsel dan anggota Sabhara Polrestabes Makassar mengamankan warga dan mahasiswa.
Kapolrestabes Makassar, Kombes Fery Abraham, Kamis (27/11) malam mendatangi kampus UMI mengatakan, pihaknya akan menjaga lokasi bentrok sampai situasi kembali kondusif. Untuk mencegah tindakan represif anggota Polri seperti sebelumnya, lanjut Fery, aparat Polri usai mengamankan mahasiswa dan warga di area kampus langsung berjaga di luar kampus sampai di gerbang.
Selain itu, Fery juga meluruskan informasi penyebab tewasnya Muhammad Arif di tengah kericuhan. Fery mengatakan penyebab tewasnya Arif bukan karena digilas mobil Water Canon milik polisi. Dari informasi yang dihimpun kepolisian, Arif tewas karena diinjak massa dan terkena lemparan batu.
“Kita punya rekamannya. Dia lari bersama massa pada saat menghindari pengejaran polisi. Informasi yang dihimpun dari aparat dan masyarakat , ia terjatuh di aspal dan diinjak massa yang berhamburan,” ucap Fery, malam tadi.
Hal serupa juga disampaikan Kabid Humas Polda Sulselbar, Kombes Pol Endi Sutendi. Endi Sutendi berharap mahasiswa dan masyarakat mampu memahami kondisi dan situasi sesuai dengan fakta yang sebenarnya.