Warga Kalteng Curhat ke Ganjar Soal Kegagalan Food Estate yang Sebabkan Banjir
jpnn.com, PALANGKARAYA - Kegagalan program food estate yang dijalankan pemerintah menjadi isu paling banyak muncul saat capres nomor urut tiga pada Pemilu 2024, Ganjar Pranowo berdialog dengan sejumlah elemen warga Kalimantan Tengah di M Bahalap Hotel Palangka Raya, Rabu (31/1) malam.
Dalam pertemuan itu, warga mengeluhkan program food estate yang terkesan asal-asalan. Mereka mengaku sama sekali tidak dilibatkan, dan kini hanya menanggung kerugian akibat kerusakan alam.
"Kalau Pak Ganjar jadi presiden, tolong program food estate khususnya di Gunung Mas itu ditinjau ulang. Program itu gagal total, masa tanam singkong tumbuhnya jagung. Bingung kami," kata pendeta Bobowanto Victor, tokoh adat Dayak Kalimantan Tengah kepada Ganjar.
Pendeta Bobowanto mengatakan dia sudah berkali-kali survei ke lokasi food estate di Gunung Mas yang juga tidak jauh dari tempat tinggalnya. Di sana, dia tidak melihat tanaman singkong yang berhasil tumbuh dan berbuah.
"Meski usianya sudah satu tahun, tetapi buahnya itu hanya sebesar jari tangan. Setelah ramai dikritik, tiba-tiba ganti tanaman jagung dan memakai polybag. Aneh sekali," ujar dia.
Padahal dia tahu bahwa program food estate Gunung Mas itu menelan anggaran sangat besar dari pemerintah. Sayang, anggaran besar terbuang sia-sia tanpa hasil apapun dan justru merugikan.
"Belum lagi dampaknya bagi masyarakat sekitar. Sekarang warga di sekitar daerah itu sering kebanjiran karena hutannya digunduli. Sudah hancur lebur," kata dia.
Cerita serupa disampaikan Lambang Jaya, warga Desa Paningkal Jaya,Kabupaten Kapuas. Lambang yang desanya juga menjadi lokasi food estate menceritakan ke Ganjar bahwa peogram itu gagal total.