Warga-Mahasiswa Bentrok, 14 Terluka
Minggu, 27 Juli 2008 – 07:50 WIB
Berdasar informasi yang dihimpun, konflik tersebut sudah berlangsung lama. Berawal dari penolakan warga atas rencana didirikannya kampus sekaligus asrama STIA di tengah Perkampungan Pulo, Kecamatan Makassar, Jakarta Timur, 1991. Namun, penolakan warga tersebut tidak terealisasi. Hal itu terbukti oleh berdiri dan aktifnya Kampus STIA pada 1994.
Risman Hadi, ketua Forum Komunikasi Muslim Warga Kampung Pulo, yang dimintai keterangan seputar peristiwa tawuran itu menuturkan, bentrok tersebut pecah diduga dipicu adanya kesalahpahaman.
Dia menceritakan kronologi tawuran tersebut. Pukul 22.30, ada tindak kriminal di sekitar RT 04 RW 04, Makassar, Jakarta Timur. Seseorang bernama Yunius Kolli yang diidentifikasi merupakan mahasiswa STIA tingkat tiga tepergok oleh seorang warga sedang berada di halaman rumah warga.
Lantas, dia diteriaki maling dengan tuduhan mencuri sendal. Dia langsung diamankan ke rumah ketua RW 04 dan digelandang ke Polsek Makassar untuk diinterogasi. ’’Saat pelaku kami amankan ke polsek, rumah seorang warga RT 02/04 dilempari batu oleh mahasiswa STIA,’’ ujar Risman.
Peristiwa tersebut spontan memicu kemarahan warga yang kemudian menyerang balik ke tiga asrama mahasiswa di RW 04 dan 05. ’’Kalau mahasiswa tidak menyerang dulu, pasti warga tidak akan menyerang,’’ tegasnya.
Senny Mafei, humas STIA, yang dikonfirmasi menuturkan pihaknya akan melaporkan penyerangan terhadap asrama mahasiswa yang dilakukan warga tersebut. ’’Tuduhan itu tidak berdasar. Ini salah paham. Anak didik kami yang dituduh mencuri tidak terbukti. Saya rasa bentrok ini ada permainan politik,’’ ujarnya.