Warga Shanghai Bersuka Ria dengan Berakhirnya Lockdown Ketat Selama Dua Bulan Terakhir
Lu Kexin seorang pelajar SMA yang mengunjungi kawasan pinggir sungai Huangpu pertama kalinya sejak akhir Maret mengatakan dia sangat kesepian terjebak di rumahnya sendiri begitu lamanya selama dua bulan terakhir.
"Saya senang sekali bisa keluar rumah, senang sekali. Rasanya saya seperti mau mati saking senangnya," katanya.
Shanghai Disneyland yang belum lagi mengumumkan kapan akan dibuka kembali menayangkan secara online berbagai instalasi cahaya guna 'merayakan diakhirnya lockdown di Shanghai."
Di bawah temaram lampu malam, tukang cukur banyak kedatangan warga yang selama dua bulan tidak bisa keluar untuk merapikan rambut mereka.
Di platform media sosial WeChat, banyak bisnis mulai mengumumkan kapan mereka akan dibuka.
"Saya membawa anjing saya jalan-jalan dan anjing saya sangat senang karena sudah begitu lamanya tidak bisa keluar," kata Melody Dong yang mengatakan sudah tidak sabar untuk bisa menikmati makanan seperti hot pot dan BBW, hal yang sulit dilakukan di rumah.
Apa yang dilakukan di Shanghai adalah simbol bagaimana kebijakan ketat berkenaan dengan COVID yang dilakukan Tiongkok, yang berusaha keras memberantas kasus sampai ke titik nol, padahal di bagian dunia lainnya kehidupan sudah hampir kembali normal meski kasus masih ada.
Menurut Cao Yue yang sudah bekerja di Shanghai selama lima tahun masa yang paling sulit berkenaan dengan lockdown adalah kesehatan mental.