Warga Shanghai Bersuka Ria dengan Berakhirnya Lockdown Ketat Selama Dua Bulan Terakhir
Dia mengatakan di masa-masa awal sulit sekali baginya untuk membeli makanan dan dia tidak tahu harus melakukan apa.
"Rasanya sangat menyedihkan harus terkunci di rumah dan melihat seluruh Shanghai menjalani lockdown," katanya.
Lebih dari 500 ribu warga dari 25 juta penduduk kota tersebut belum boleh melakukan kegiatan hari Rabu ini, 190 ribu orang masih menjalani karantina dan sekitar 450 ribu orang lainnya berada di zona pengawasan karena mereka di dekat kasus yang baru terjadi.
Lockdown di Shanghai dan di berbagai kota lain di Tiongkok telah memengaruhi pertumbuhan ekonomi dan juga mengganggu pasokan barang-barang ke seluruh dunia meski angka kasus mulai menurun dan pembatasan sudah banyak dicabut sejak masa paling buruk di bulan April.
Tiongkok mengatakan pendekatan yang mereka lakukan dimaksudkan untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah agar sistem layanan kesehatan tidak ambruk dengan tingginya kasus.
Ketidakmenentuan dan juga ketidakpuasan warga atas kebijakan COVID yang terlalu ketat terjadi di tahun politik di mana Presiden Xi Jinping sedang berusaha melanjutkan kepemimpinannya untuk periode yang ketiga.
"Rasanya malam ini seperti masa liburan akhir sekolah," tulis seseorang di media sosial Tiongkok Weibo.