Warga Simalungun Diharapkan Jegal Upaya JR Saragih Mendirikan Dinasti Politik
jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Simalungun Democracy Watch Fachrul Rozi Pandjaitan mengatakan, Pilkada Serentak 2020 harus dijadikan momentum bagi masyarakat untuk memilih pemimpin yang fokus pada upaya mewujudkan perubahan dan kesejahteraan rakyat.
Dalam kurun 10 tahun terakhir, menurut Fachrul, periode kepemimpinan JR Saragih sebagai bupati tak memberikan dampak signifikan terhadap kemajuan Simalungun. Beragam kebijakan yang dibuat pun tak mampu membuat masyarakat sejahtera.
Sebaliknya, dalam catatan Simalungun Democracy Watch, periode kepemimpinan JR Saragih justru tersandera beragam dugaan korupsi.
“Karena itu, masyarakat harus benar-benar memanfaatkan Pikada 2020 sebagai momentum untuk membawa perubahan di Simalungun. Simalungun butuh pemimpin yang benar-benar peduli dan mampu menyejahterakan rakyatnya,” kata Fachrul, Sabtu (14/11).
Di sisi lain, Fachrul turut mengkritisi keikutsertaan Anton Ahmad Saragih sebagai calon bupati. Anton merupakan kakak kandung JR Saragih.
Fachrul khawatir, kehadiran Anton demi memuluskan jalan JR Saragih untuk membentuk dinasti politik. Kondisi ini yang dinilai Fachrul membuat Anton memiliki beban dan bayang-bayang masa lalu.
“Ketika periode kepemimpinan JR Saragih banyak diterpa masalah dan dugaan kasus korupsi, dengan otomatis pencalonan Anton menjadi tersandera dengan beban masa lalu. Sudah banyak contoh jika politik dinasti hanya akan membuat masyarakat sengsara, termasuk diwarnai beragam kasus korupsi,” ungkap Fachrul.
Karena itu, Fachrul mengingatkan masyarakat untuk tidak terlena dengan janji yang disampaikan Anton. Pasalnya, keterkaitan Anton dengan JR Saragih dalam tali keluarga akan menjadikan Simalungun terjebak dalam praktik politik dinasti.