Warisi Permusuhan, Ratusan Bocah Albania Terpenjara Ketakutan dan Balas Dendam
Di Luar Pagar Rumah, Tebusan Darah MenantiKamis, 27 November 2008 – 07:01 WIB
"Saya membayangkan (sekolah) sebagai suatu tempat yang indah dengan banyak kursi, bangku, dan papan tulis. Kemudian, saya membayangkan berada di sana bersama anak-anak yang lain," papar Nikolin. Karena pertikaian sengit para leluhurnya, bocah laki-laki itu kini hanya bisa menghabiskan hari-harinya di dalam rumah, maksimal di halaman.
Tidak heran jika Nikolin sering termenung di beranda rumahnya sambil menatap pagar. Itulah jarak aman terjauh yang boleh dia jangkau. Lebih jauh dari itu, di luar pagar, keselamatan Nikolin tidak terjamin. Setiap saat, maut bisa saja menjemput. Sebab, musuh ada di mana-mana. "Tampaknya sangat menyenangkan punya teman dan bisa bermain serta belajar bersama," ungkapnya pilu.