WASPADA: Ini Penjelasan Menteri Tjahjo Tentang Konflik Pilkada
jpnn.com - JAKARTA - Sejumlah kalangan menilai potensi konflik pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak yang diikuti 269 daerah pada 9 Desember 2015 di Indonesia, sangat besar. Pesta demokrasi serentak yang pertama dalam sejarah Indonesia itu akan berantakan kalau potensi konflik tak dideteksi dini.
“Soal ada potensi konflik itu wajar. Saya kira dengan deteksi dini ini bisa mengeleminir sekecil mungkin potensi konflik,” ujar Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) di Jakarta, Selasa (6/10).
Tjahjo mengatakan, sesuai dengan pemetaan kerawanan dan deteksi dini dari Polri dan Kementerian Dalam Negeri, anggarannya sudah tercukupi. Nah, kata dia, tinggal sekarang bagaimana dengan control masyarakat maupun peran serta partai politik yang menyiapkan calon-calonnya.
Peran pers, menurut Tjahjo, juga sangat penting untuk mensukseskan pilkada serentak itu.
“Saya pribadi (yakin) pilkada serentak ini akan berjalan dengan aman,” tegas mantan Ketua Tim Sukses Jokowi-JK di Pilpres 2014 itu.
Menurut Tjahjo, polisi sebagai ujung tombak pengamanan harus memonitor tahapan-tahapan pilkada yang ada, bersama Badan Pengawas Pemilu maupun Satuan Polisi Pamong Praja. Dia yakin, monitoring itu mampu mendeteksi segala hal yang bisa mengganggu kelancaran pesta demokrasi ini.
“Saya kira bisa mendeteksi indikasi-indikasi kecurangan atau keributan,” katanya.
Tjahjo juga yakin, keadaan ekonomi yang dianggap sebagian kalangan tengah mengalami turbulensi tak akan mengganggu penggunaan hak pilih masyarakat.