Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Waspada, Migrain juga Dipicu Pola Makan yang Salah

Selasa, 11 Juni 2019 – 22:45 WIB
Waspada, Migrain juga Dipicu Pola Makan yang Salah - JPNN.COM
Sakit kepala. ILUSTRASI. Foto: Virginmediatelevision

MSG sebagai bahan aditif banyak ditemukan dalam makanan olahan, makanan kemasan, serta makanan yang dijual di restoran. MSG digunakan untuk meningkatkan rasa. Ada studi yang menunjukkan bahwa MSG dapat menyebabkan migrain pada 15 persen orang.

Sementara itu, kafein juga perlu diwaspadai. Menurut dr. Nadia, kafein dalam dosis tertentu sebetulnya dapat membantu meredakan gejala migrain.

"Saat migrain, pembuluh darah di otak akan cenderung melebar. Efek vasokonstriktor dari kafein akan memperkecil pembuluh darah, sehingga gejala sakit kepala pun berkurang. Namun, batasi jumlah kafein maksimal 200 mg per hari atau setara dengan secangkir kopi (350 ml)," ujar dr. Nadia. Jika lebih dari itu, migrain justru bisa muncul.

3. Makanan pedas
Sebagian masyarakat tak bisa lepas dari makanan pedas. Namun, Anda yang punya keluhan migrain harus berhati-hati terhadap jenis makanan ini.

"Makanan pedas dapat bereaksi dengan reseptor nyeri di otak, yang disebut dengan reseptor TRP, dan mencetuskan keluhan nyeri kepala. Meski pada beberapa orang kandungan capcaisin di dalam cabai justru dapat mengurangi gejala nyeri kepala, tetapi pada beberapa kasus, makanan pedas justru bisa mencetuskan gejala sakit kepala sebelah," ungkap dr. Nadia.

Bagaimana makanan tertentu menyebabkan migrain?

Untuk mengetahui bahwa makanan tertentu dapat memicu migrain, biasanya sakit kepalaakan muncul dalam rentang waktu 12-24 jam. Misalnya, jika saat makan malam seseorang minum wine, sakit kepala bisa dirasakan saat bangun keesokan harinya.

Agar lebih pasti dalam menemukan makanan yang dapat memicu migrain, Anda disarankan untuk menuliskannya ke dalam jurnal. Karena, pemicu migrain bisa berbeda pada tiap orang. Biasakan makanan pencetus akan teridentifikasi setelah 20-30 kali serangan migrain. Jika Anda sudah mengetahuinya, hindari mengonsumsinya apalagi ketika risikonya tinggi, misalnya pada wanita yang sedang dalam periode menstruasi.

Jika menyimpan jurnal dianggap merepotkan tapi Anda ingin mengubah pola makan, para ahli menyarankan Anda untuk mengonsumsi makanan segar (bukan kemasan atau olahan). Itu dapat membantu Anda terhindar dari bahan kimia dalam makanan yang dapat memicu migrain.

Munculnya migrain bisa sangat menganggu produktivitas seseorang. Hingga detik ini, belum ada penelitian yang berhasil menemukan penyebab migrain.

Sumber klikdokter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News