Waspada Produk Palsu, Produsen Spidol Snowman Ajak Masyarakat Peduli Kesehatan Anak
Kelima, harga tidak seimbang dengan kualitas. Bisa jadi harga produk palsu lebih murah, namun kualitas dan ketahanannya sangat rendah. Ini pada akhirnya membuat konsumen mengeluarkan uang lebih banyak karena harus membeli produk baru lebih cepat.
“Keenam, konsumen berpotensi mengalami kerugian finansial. Nah kalau Snowman palsudijual dengan harga yang hampir sama dengan produk asli, konsumen mengalami kerugian finansial karena membayar untuk produk yang tidak sebanding dengan nilai yang diharapkan. Terakhir, praktek pembajakan dapat merusak citra brand dan kepercayaankonsumen. Kami membangun kepercayaan bertahun-tahun, dan itu bisa hilang dengan hadirnya barang palsu. Ini praktek yang tidak fair dalam bisnis,” tegasnya.
Dari ketujuh kerugian yang dipaparkan Ronny tersebut, semuanya menempatkan konsumen sebagai subjek yang harus dilindungi haknya. “Sekali lagi kami berterima kasih atas ketegasan Kepolisian dan aparat penegak hukum lainnya, karena hal itu dapat melindungi kepentingan konsumen,dan juga membuat persaingan bisnis menjadi fair”.
Tak berhenti di situ, pasca proses penegakan hukum, pihak PT Altusnusa Mandiri juga membuat gebrakan dengan meluncurkan kampanye Say No to Barang Palsu! Gerakan tersebut bertujuan mangajak masyarakat untuk melindungi kesehatan anak-anak, serta menghindarkan para orang tua dari kerugian finansial dan sebagainya.
“POV gerakan ini dari sudut pandang kepentingan konsumen, karena klien kami bisa eksis di Indonesia selama beberapa dekade, semata-mata karena kepercayaan konsumen dan masyarakat. Dengan Say No to Barang Palsu! Snowman dalam hal ini PT Altusnusa Mandiri berkomitmen untuk bersama-sama melindungi kepentingan para pelanggan kami,” pungkas Ronny.(ray/jpnn)