Waspadai Jihad Konyol Teroris saat Ramadan
jpnn.com, JAKARTA - Aksi terorisme baru saja menghantam Indonesia, Rabu (25/5). Halte Transjakarta di Kampung Melayu dibom dua pengikut ISIS yang mengakibatkan tiga anggota polisi tewas dan puluhan orang cedera.
Ironisnya, teror ini hanya berselang tiga hari dari bulan Ramadan 1428 H. Meski efeknya tidak terlalu besar, teror bom Kampung Melayu tetap menimbulkan kekhawatiran terkait aksi biadab terorisme yang mungkin dilakukan di bulan Ramadan ini.
Pengamat intelijen Prayitno Ramelan mengungkapkan, ada tiga unsur yang mendasari teror tersebut.
Pertama, polisi tetap menjadikan polisi sebagai sasaran. Kedua, mereka menempatkan diri sebagai instrumen yang melakukan balas dendam karena banyak teman mereka telah jadi korban dan ditangkap di kasus Cicendo, Purwakarta, dan Tuban.
Faktor ketiga, mereka ingin menunjukkan eksistensinya kepada sel-sel terorisme lainnya di Indonesia dan di luar negeri.
"Ini orang-orang Jamaah Ansharud Daulah (JAD) yang memiliki hubungan dengan Aman Abdurrahman dan Bahrun Naim di Suriah. Dengan aksi ini mereka ingin menunjukkan bahwa mereka masih ada dan mungkin saja untuk menimbulkan ketakutan jelang bulan Ramadan," kata Prayitno di Jakarta, Selasa (30/5).
Pria yang karib disapa Pray itu menambahkan, potensi ancaman terorisme di bulan Ramadan ini tidak terlalu besar.
Itu karena para pelaku teror di Indonesia, seperti di Kampung Melayu, termasuk pelaku kelas bawah yang tidak paham dengan strategi besar ISIS.