Waspadai Silent Killer, Begini Gejala Tersembunyi Kanker Ovarium...
"Kalau tidak nyeri hebat, tendensinya tidak ke dokter," kata dia.
Pungky menyarankan untuk perempuan yang sudah aktif secara seksual, pemeriksaan bisa dilakukan dengan USG transvaginal, pencitraan menggunakan gelombang suara yang dipancarkan lewat vagina untuk memeriksa organ reproduksi.
Pada USG transvaginal, karena dekat dengan organ kandungan, gambaran yang didapatkan lebih akurat.
"Bagi yang belum berhubungan seks, deteksi kanker ovarium bisa dilakukan dengan USG perut. Namun akurasinya tidak setinggi USG transvaginal. Meski demikian, nantinya dokter yang bisa memutuskan metode terbaik untuk setiap individu," bebernya.
Pungky membeberkan ada beberapa faktor yang membuat seseorang rentan terkena kanker ovarium, yakni angka paritas yang rendah, usia yang bertambah, gaya hidup buruk seperti merokok dan stres, endometriosis dan ada riwayat keluarga kanker ovarium atau payudara serta mutasi genetik (BRCA).
Dokter menyarankan masyarakat untuk berhubungan seks secara aman, tidak merokok, menjalani vaksinasi HPV, memeriksa kandungan secara rutin dengan USG, pap semar dan deteksi dini kanker mulut rahim.
"Juga memeriksakan diri ke tenaga medis bila ada keluhan," ujar Pungky. (antara/jpnn)